PERMASALAHAN
SOSIAL TENTANG KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA
NAMA:
VALENTIENA FEBRIYORA
KELAS :
5KA36
NPM:
19112243
PENDAHULUAN
Population
density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan penduduk adalah jumlah
penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per
kilometer persegi. Ciri-ciri kepadatan penduduk yang makin lama makin tinggi
adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya
jumlah pemukiman di daerah tersebut.
Indonesia terutama di ibukota
negara Indonesia yaitu jakarta yang memang adalah kota terpadat di
Indonesia. Jakarta merupakan ibu kota indonesia yang banyak menarik
pendatang dari dalam negeri maupun luar negeri. Jakarta pun merupakan pusat
pemerintahan, pusat bisnis dan keuangan. Tak heran jika kota ini terpadat
karena banyaknya transmigran yang bertransmigrasi ke kota ini. Banyak suku-suku
yang mendiami kota ini antara lain : Jawa, Sunda, Minang, Batak dan Bugis
IDENTIFIKASI MASALAH
Semakin bertambahnya pendatang maka kepadatan penduduk pun
semakin meningkat, kepadatan penduduk jelas menjadi inti masalah dari keadaan
penduduk yang menjadi masalah sosial di kota-kota besar, berikut beberapa
masalah yang timbul akibat kepadatan penduduk yang tidak terkendali oleh
pemerintah :
- Sifat konsumtif
- Kekumuhan kota
- Kemacetan Lalu lintas
- Kriminalitas tinggi
- Struktur kota berantakan
- Banjir
- Terjadinya kemerosotan kota
- Pengembangan industri yang menghasilkan limbah
- Pelebaran kota dengan tata yang tidak baik
- Melonjaknya sektor informal
Berdasarkan
kepadatan penduduknya, tiap-tiap daerah dapat digolongkan menjadi tiga macam
yaitu :
1. Kelebihan Penduduk (over population)
Kelebihan penduduk adalah keadaan daerah tertentu selama waktu yang terbatas, dimana bahan-bahan keperluan hidup tidak mencukupi kebutuhan daerah tersebut secara layak. Daerah yang mengalami kelebihan penduduk biasanya akan mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk (pangan, sandang dan tempat tinggal).
2. Kekurangan Penduduk (under population)
Kekurangan penduduk adalah keadaan suatu daerah tertentu, dimana keadaan jumlah penduduk sudah sedemikian kecilnya, sehingga sumber alam yang ada hanya sebagian yang mampu untuk dimanfaatkan.
3. Penduduk Optimum (optimum population)
Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang sebaik-baiknya berdasarkan daerah tertentu. Penduduk dapat berproduksi maksimum perkapita berdasarkan sumber alam yang tersedia dan teknologi yang berkembang.
1. Kelebihan Penduduk (over population)
Kelebihan penduduk adalah keadaan daerah tertentu selama waktu yang terbatas, dimana bahan-bahan keperluan hidup tidak mencukupi kebutuhan daerah tersebut secara layak. Daerah yang mengalami kelebihan penduduk biasanya akan mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk (pangan, sandang dan tempat tinggal).
2. Kekurangan Penduduk (under population)
Kekurangan penduduk adalah keadaan suatu daerah tertentu, dimana keadaan jumlah penduduk sudah sedemikian kecilnya, sehingga sumber alam yang ada hanya sebagian yang mampu untuk dimanfaatkan.
3. Penduduk Optimum (optimum population)
Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang sebaik-baiknya berdasarkan daerah tertentu. Penduduk dapat berproduksi maksimum perkapita berdasarkan sumber alam yang tersedia dan teknologi yang berkembang.
ALAT ANALISA
Usaha untuk pemecahan permasalahan tersebut sudah tentu tidak
berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Dalam
usaha ini perlu dilakukan analisa dan perkiraan potensi perkembangannya dimasa
yang akan datang dengan melakukan proyeksi.
A.
Kependudukan
Metoda
yang dapat dipergunakan memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang
akan datang antara lain :
1.
Bunga
Berganda
2.
Regresi
Linier
3.
Cohort
Survival Method (CSM)
4. Polynomial
Sedangkan
untuk melihat perbandingan jumlah penduduk menurut struktur usianya (terutama
usia pendidikan dan usia produktif) sebagai patokan untuk menghitung kebutuhan
jumlah unit dan ruang fasilitas pendidikan dimasa mendatang, dapat dihitung
dengan menggunakan "metoda Sparague".
1. Bunga
Berganda
Teknik
ini menganggap perkembangan jumlah penduduk akan berganda dengan sendirinya.
Rumus matematis bunga berganda adalah :
Pt +
n = Pt (1 + r) n
|
Dimana
:
Pt
= Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun dasar t
Pt+n
= Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun t+n
r
= Rata-rata prosentase tambahan jumlah penduduk daerah
yang diselidiki berdasarkan data masa lampau.
2. Regresi Linier
Proyeksi
jumlah penduduk dengan pendekatan statistik adalah dengan cara regresi linier.
Teknik ini merupakan teknis secara grafis, dengan cara garis
ekstrapolasi ditarik dengan metoda selisih kuadrat minimum. Secara
matematis, garis regresi dinyatakan dengan persamaan :
P = a + bx
|
Dimana
:
P
= Jumlah penduduk daerah yang diselidiki
x
= Nilai yang diambil dari variabel bebas
a,b
= Konstanta
Perhitungan
konstanta diperoleh berdasarkan perhitungan :
P = Na
+ b X (1)
PX = a X +
b X2 (2)
Persamaan
(1) dan (2) memberi harga :
P X2 - X XP
a =
N X2 -
( X)2
N XP - X P
b =
N X2 -
( X) 2
Dengan N
= Jumlah tahun data pengamatan.
Untuk kepentingan proyeksi,
rumus regresi linier ditulis :
Pt + n = a + b
X t + n
|
3. Cohort Survival Method (CSM)
Teknik
perhitungan ini didasarkan pada selisih antara angka kematian dan angka tetap
hidup berbagai kelompok umur, kelamin, dan lain-lain. Biasanya penduduk
dikelompokkan menurut usia. Untuk mengetahui pertambahan keseluruhan, kelompok
umur yang tetap hidup dijumlahkan. Untuk mengetahui laju pertambahan penduduk
masing-masing kelompok umur, digunakan daftar kematian tiap-tiap kelompok
umur, dan juga angka keseluruhan wanita tiap kelompok umur.
Untuk
tiap selang (interval) usia, pertambahan jumlah penduduk diperhitungan dari :
· Jumlah wanita melahirkan pada tiap
kelompok usia,
· Jumlah tetap hidup dengan
menggunakan laju kematian pada tiap kelompok usia.
Keuntungan
dari teknik ini adalah hasil dari perkiraan penduduk berdasarkan kelompok
umur, tetapi menuntut persyaratan kelengkapan data. Usaha pendistribusian
penduduk dilakukan untuk dapat pula mengurangi tekanan di daerah yang sangat
padat dengan memperhatikan kepadatan minimum dan dikaitkan dengan usaha
pengembangan/pembagian fasilitas dan utilitas lingkungan.
B.
Analisis Ekonomi
Jenis
pendekatan yang dipergunakan pada analisis ini adalah Metoda Location Quotient
(LQ), dengan rumus :
Si/Ni Si/S
LQij = =
S/N Ni/N
|
Dimana
:
Si = Jumlah buruh industri i di
daerah yang diselidiki.
S
= Jumlah buruh industri seluruhnya didaerah
yang diselidiki.
Ni = Jumlah buruh industri
i di seluruh negara atau daerah yang lebih luas
dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya.
N = Jumlah seluruh buruh
diseluruh negara
atau daerah yang lebih luas dimana
daerah yang diselidiki jadi bagiannya.
C.
Pengembangan Jaringan Jalan
Pengembangan
jalan ini berfungsi untuk menentukan kemudahan hubungan antar tiap-tiap pusat
kegiatan, dimana hal yang perlu dinilai adalah :
1. Pengukuran Nilai Volume/Kapasitas (V/K)
atau LHR (Lalu-lintas Harian Rata- rata)
2. Penilaian Kondisi Jalan dan Prioritas
Penanganannya
3. Penentuan Fungsi Jaringan Jalan
4. Pengukuran Aksesibilitas
Untuk
mengetahui kemudahan daya hubung atau aksesibilitas antara satu lokasi dengan
lokasi lainnya, misalnya antara pusat pelayanan ke pemukiman, dapat digunakan
beberapa cara yang mungkin akan digunakan adalah :
*
Nilai aksesibilitas
FKT
A
=
d
|
Dimana
:
A
= Nilai aksesibilitas
F
= Fungsi jalan
K
= Konstruksi jalan
T
= Kondisi jalan (baik,sedang,buruk).
D
= Jarak
Asumsi
yang digunakan dalam metoda ini adalah :
· relief topografi dianggap sama,
· selera/faktor sosial diabaikan,
· hanya ada satu jalan ke tempat yang
dituju.
*
Indeks aksesibilitas
Ej
Ai = b
dij
|
Dimana
:
Ei = Ukuran
aktivitas (dapat digunakan antara lain jumlah penduduk usia kerja)
dij = Waktu
tempuh perjalanan antara daerah i dan j
b = Parameter
Perhitungan
parameter b, dilakukan dengan menggunakan grafik regresi
linier, diperoleh berdasarkan perhitungan :
T
k
=
P
|
Dimana
:
T = Total
individu trip
P = Jumlah
penduduk di seluruh daerah
PiPj
Tij =
k
P
|
Dimana
:
Tij = Hypothetical
trip volume
PiPj = Jumlah
penduduk di daerah i dan j
P = Jumlah
penduduk seluruh daerah
D.
Tinjauan Terhadap Pola Penggunaan Lahan
Pengukuran intensitas
penggunaan lahan dapat mempergunakan metoda penentuan nilai :
1. Location Quotient (LQ)
· Untuk setiap penggunaan yang
mempunyai nilai LQ>1 menunjukkan
bahwa intensitas penggunaan tersebut tinggi,
· Untuk setiap penggunaan yang
mempunyai nilai LQ<1 bahwa="" intensitas="" menunjukkan="" penggunaan="" rendah="" span="" tersebut="">1>
2. Dominasi kegiatan
3. Kajian mengenai kepadatan bangunan (KLB dan
KDB saat ini) dan sempadan bangunan, yang dihubungkan dengan kebutuhan dimasa
mendatang.
E. Pola
Penyebaran dan Penyediaan Fasilitas/Utilitas
Tinjauan
terhadap penyebaran dan penyediaan fasilitas perkotaan, dimaksudkan untuk
mengetahui :
· kelengkapan dan tingkat pelayanan
setiap fasilitas dan utilitas perkotaan,
· kemerataan pelayanan fasilitas dan
utilitas perkotaan ke seluruh bagian wilayah kota atau blok peruntukan,
· hasil guna dan daya guna tiap-tiap
jenis fasilitas dan utilitas perkotaan,
· kualitas pelayanan fasilitas dan
utilitas.
Tingkat
pelayanan fasilitas umum adalah kemampuan suatu jenis fasilitas didalam
melayani kebutuhan penduduknya. Dalam hal ini, fasilitas umum yang memiliki
tingkat pelayanan 100 % mengandung arti bahwa fasilitas tersebut, memiliki
kemampuan yang sama dengan kebutuhan penduduknya. Untuk mengetahui kelengkapan
fasilitas umum suatu kota dihitung tingkat pelayanannya dengan rumus :
aij/bj
T.Pij = x
100%
Cis
|
Dimana
:
T.Pij
= Tingkat Pelayanan Fasilitas i di kota j
aij = Jumlah
Fasilitas i di kota j
bj
= Jumlah Penduduk di kota j
Cis = Jumlah
Fasilitas i per satuan penduduk Menurut standar kota yang
dipergunakan
F.
Analisis Perkiraan Kebutuhan Ruang
Model
yang digunakan dalam menentukan kebutuhan ruang kota ini adalah berdasarkan
standar yang berlaku di Indonesia. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan
sistem yang berlaku di Indonesia.
Beberapa
model standar yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan kebutuhan
ruang tersebut, antara lain :
· Pedoman standar
lingkungan pemukiman kota (Puslitbang Pemukiman
Departemen Pekerjaan Umum).
· Pedoman standar pembangunan
perumahan sederhana.
· Peraturan Bangunan Nasional.
· Undang-undang Nomor 13
tahun 1980 tentang jalan (Departemen Pekerjaaan Umum Republik Indonesia).
· Peraturan Geometris jalan
raya dan jembatan (Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum).
· Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun
1985 tentang jalan (Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum).
G.
Struktur Tata Ruang
Analisis
terhadap struktur tata ruang kota dilakukan untuk mengetahui pola tingkatan
pusat-pusat kegiatan yang ada di dalam kota. Pengelompokan kegiatan dan
fasilitas/utilitas perkotaan pada lokasi-lokasi tertentu memberikan fungsi
tertentu pada lokasi tersebut, yaitu sebagai
pusat-pusat pelayanan bagi kebutuhan penduduk kota.
Pendekatan
yang dilakukan adalah :
· Pengarahan dalam penempatan sarana
sosial-ekonomi.
· Penilaian keterpusatan fasilitas
pelayanan, hal ini bertujuan untuk mewujudkan pusat-pusat dan sub pusat pusat
pelayanan sebagai penopang kegiatan kota pada bagian-bagian wilayah
pelayanannya.
· Pendistribusian jumlah penduduk.
· Akasesibilitas antar setiap pusat
dan sub pusat pelayanan yang dinilai.
Adapun
metodanya adalah :
· Centralitas
· Penentuan nilai indeks dari setiap
faktor dalam penentuan pusat/sub pusat pelayanan
· Sistem pembobotan
· Skalogram
· Optimal location dengan sistem
median, yang metodanya terdiri dari Algoritma Substitusi Verteks, Maranzana dan
sebagainya.
H. Lahan
Potensial dan Pengaturan Daerah Konservasi
Konsep
pengaturan daerah konservasi untuk kelestarian lingkungan dan untuk melindungi
daerah-daerah sekitar sungai dan jalur hijau jalan utama, dilakukan berdasarkan
hasil analisis keadaan fisik dasar (topografi, geologi dan soil, hidrologi,
vegetasi, dan sebagainya), keadaan flora dan fauna dan peningkatan sejarah.
Dari analisis ini dapat dihasilkan daerah yang dapat menampung berbagai
kegiatan yang tidak merusak kelestarian lingkungan. Metoda yang dapat
dipergunakan adalah dengan melakukan Analisis Tumpang Tindih (Super
Impose) dari hasil-hasil analisis fisik dasar untuk memperoleh
lahan yang dapat dikembangkan (daya dukung lahan).
PEMBAHASAN
Penduduk dikonotasikan sebagai orang
atau orang-orang yang mendiami suatu tempat, kampung, wilayah atau negeri, dan
merupakan aset pembangunan atau sering disebut sumber daya manusia (SDA).
Penambahan penduduk yang cepat
menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Kepadatan penduduk dapat
dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu kilometer persegi. Cara
menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah penduduk di suatu daerah
dengan luas daerah yang ditempati.
DAMPAK KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN
Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan tingkat
kepadatan semakin tinggi .Pada sisi lain ,luas tanah atau lahan tidak bertambah.Kepadatan
penduduk dapat mengakibatkan tanah pertanian semakin berkurang karena digunakan untuk
pemukiman penduduk.
Setiap makluk hidup membutuhkan oksigen untuk
pernapasan .Demikian pula manusia sebagai makluk hidup juga membutuhkan
oksigen untuk kehidupanya.Manusia memperoleh oksigen yang
dibutuhkan melalui udara bersih .Udara bersih berati udara yang tidak
tercemar,sehingga huyakitas udara terjaga dengan baik.Dengan udara yang
bersih akan diperoleh pernapasan yang sehat.
c.
Kerusakan Lingkungan
Setiap tahun, hutan dibuka untuk kepentingan hidup manusia
seperi untuk dijadikan lahan pertanian atau pemukiman .Para ahli lingkungan
memperkirakan lebih dari 70% hutan di dunia yang alami telah
ditebang atau rusak parah .Menigkatnya jumlah penduduk akan
diiringi pula dengan meningkatnya penggunaan sumber alam hayati. Adanya pembukaan
hutan secara liar untuk dijadikan tanah pertaniaan atau
untuk mencari hasil hutan sebagai mata pencaharian penduduk akan
merusak ekosistem hutan.
Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup .Akan
tetapi,air yang dibutuhkan manusia sebagai mkhluk hidup adalah air bersih. Air
bersih digunakan untuk kebutuhan penduduk atau rumah tangga sehari-hari.
Bersih merupakan air yang memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat
fisika ,kimia ,dan biologi. Syarat kimia yaitu air yang tidak mengandung
zat-zat kimia yang membahayakan kesehatan
manusia. Syarat fisika yaitu air tetap jernih (tidak brubah
warna), tidak ada rasa, dan tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak
mengandung mikrooganisme atau kuman-kuman penyakit.
Manusia sebagai mahkluk hidup membutuhan makanan.
Dengan bertambahnya jumlah populasi manusia atau penduduk, maka
jumlah kebutuhan makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Bila hal ini
tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan, maka dapat
terjadi kekurangan makanan .Akan tetapi,biasanya laju pertambahan penduduk
lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan makanan.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya penduduk dengan
bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Akibatnya, penduduk dapat kekurangan gizi atau pangan. Kekurangan gizi
menyebabkan daya tahan tubuh seseorang terhadap
suatu penyakit rendah, sehingga mudah terjangkit penyakit.
f.
Pencemaran air
Disebabkan oleh limbah rumah tangga
dan limbah industri.
SOLUSI MENGHADAPI MASALAH KEPADATAN
PENDUDUK
Menurut Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk
adalah seperti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah
produksi makanan adalah bagaikan deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal
ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan di masa depan di mana kita akan
kerurangan stok bahan makanan.
Hal-hal
yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :
1. Menggalakkan program KB atau
Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum
dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat
mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
CARA YANG DAPAT MENGIMBANGI
KEPADATAN PENDUDUK
1.
Penambahan
dan penciptaan lapangan kerja
Dengan meningkatnya taraf hidup
masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di
samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan
merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
2.
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
Dengan semakin sadar akan dampak dan
efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat
umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3.
Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada
daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan
laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang tersedia.
4.
Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan
sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap
daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan
dengan daerah lainnya
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar